Usaha Mendamaikan Pekerja, Berbuah Peluang Usaha

Oesodo Hadidjojosaputra
Jakarta. Angkatan Merdeka.Com
Dari usaha mendamaikan buruh dengan pemilik pabrik, ada cela . Pekerja yang memilih berhenti, menjadikan kesulitan bagi pabrik. Dan peluang itu membawa Oesodo, untuk masuk menyediakan pekerja pengganti. Mencari dan memberdayakan pekerja pengganti, bukan satu, atau sepuluh pekerja. Tapi harus tersedia dalam jumlah yang banyak. Ratusan orang harus diadakan dan siap kerja. Bagi pemilik pabrik, mematikan tungku bakar, merupakan kerugian miliaran rupiah.
Mengingat masa lalu, setidaknya ditahun 1988-an. Banyak reporter yang kesulitan, –buntu mengkomunikasikan berita yang berimbang. Misalnya hubungan buruh dengan pemilik usaha. Larinya, kekantor beliau. Lucunya, “ujuk-ujuk” saat pulang masing-masing dibagi sangu terbilang banyak dari kantong pribadinya.
Kelucuan itu, sering berulang. Persoalannya, masalah ditempat lain, juru warta yang tadinya meminta tolong cross check kepihak kompeten. Malah dari tempatnya mendapat berita lengkap, plus disangonin. Patut dimaklumi, beliau sudah jadi usahawan terbilang sukses. Ukurannya, potongan eksekutif berdasi dengan bau parfum lelaki dan bermobil BMW.
Dari Silatahrahmi, beliau menyodorkan bukunya berjudul; Meraih Asa Tanpa Putus Asa,….Sebuah novel biografi. Dr. Tito Setya Budi , yang menyebut beliau Pakdhe adalah penulis fiksi, budayawan dan sastrawan,– menjadi editornya. Tak cukup mengedit, justru berkolaborasi, digarap berdua, selama dua tahun. Lahirlah buku berhalaman 156 lembar , dicetak di atas kertas art paper ukuran 13,5 X 20 CM , oleh Penerbit PT Danti Putra Sabrayat tahun 2023.
Peran Tito, menyemangati Oesodo menuliskan sejarah hidupnya berdasarkan potongan ingatan. Patut dimaklumi usia beliau saat diterbitkan buku, sudah 75 tahun. Ini bukan hal gampang menyarikan kisahnya Dan kepiawaian Tito, mengolah dalam bentuk novel, — sebuah cerita perjalanan seorang manusia yang pantang menyerah.
Ketika menyodorkan bukunya, Bang Oesodo, hidup lagi dan abadi. Juli tahun ini, genap 12 bulan, pasca operasi bypass jantung,–artinya jantungnya sempat berpindah tempat di luar jasadnya. Sangat tipis sekali untuk berpindah alam. “Terlalu jumawa jika menganggap apa yang saya tuliskan ini sebagai sesuatu yang berharga di luar diri saya dan keluarga”, ungkapan Oesodo pada sekapur sirih.
Beliau menyadari, buku ini merupakan warisan kenangan untuk istri, anak, cucu dan handai taulan, serta masyarakat yang mau membaca. “Saya mempercayai ungkapan dalam bahasa latin, verba volant scripta manent”. Kutipan pidato Kaisar Titus di hadapan senat Romawi, — kata-kata lisan terbang, sementara tulisan menetap. Pengertiannya, bicara dapat dilupakan, sedangkan tulisan bakal abadi. Berlanjut pada bagian berikut (vip)
