Meraih Asa Tanpa Putus Asa, Sebuah Novel Biografi

OESODO HARDIDJOJOSAPUTRA, Mantan Kordinator PWI Jakarta Utara, .

JAKARTA,                            Angkatan Merdeka.Com–

Setelah lama menghilang, tiba-tiba muncul dengan khabar yang mengejutkan. Ternyata ada satu peristiwa yang menyebabkan mundur dari percaturan dunia. Bayangkan ditelpon tidak diangkat, di Short Massage Servise (SMS) diabaikan. Saat didatangi rumahnya, tak ada sahutan. “Aku selesai operasi bypass jantung. Alhamdulillah masa krisis pemulihan berjalan lancar. Sekarang bisa betemu kawan-kawan lagi”. Itulah ungkapan Oesodo Hadidjoyosaputro, wartawan senior alumni Hr. Merdeka.

  • (Profil Oesodo ini ditulis M. Tavip Mohune dalam empat bagian)

Mantan Kordinator Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jakarta Utara terakhir ditahun 1990 itu mengajak bersilatuhrahmi. Hadir dalam kesempatan itu Bung Hadi (dikenal peliput budaya), Bung Dhata (peliput Hukum dan Kriminal), keduanya alumni Hr. Merdeka dan saya sendiri M. Tavip Mohune (peliput berita perkotaan dan umum) alumni Hr. Bisnis Indonesia.. “Di sini dulu, merupakan area persawahan dan kolam ikan, hanya bisa diakses jalan setapak,” ungkap Oesodo menerangkan pemahaman liingkungan di sudut restoran di Mall Artha Gading, akhir pekan lalu. Ketiganya sudah berumur di atas kepala 70 tahun, saya sendiri terpaut sepuluh tahun.

Khabar tak disangka mengenai kondisi kesehatan, dimana dilaksanakan operasi bypass jantung, sesuatu hal yang menakutkan. Operasi pintas pembulu darah koroner atau Coronary Artery Bypass Graftr (CABG) terbilang tindakan beresiko tinggi. Ini merupakan sebuah prosedur bedah untuk mengembalikan aliran darah yang dilakukan dokter ahli bedah jantung. Meski sekarang tersedia ahli di Indonesia, namun masih dianggap sebagai tindakan langkah terakhir untuk kesembuhan pasien.

Pada masa era pemerintahan orde baru dan berganti masa reformasi, kehadiran Oesodo di tengah wartawan peliput wilayah, khususnya di Jakarta Utara dan maritim, beliau sangat dikenal banyak memberikan warna dan kontiribusi jalannya pemerintahan baik (good governance). Beliau jurnalis peliput hiruk pikuk kota pantai Jakara, juga perhubungan laut terkait pelabuhan Tanjung Priok dan sekitarnya. Setidaknya, di wilayah Jakarta Utara dipimpin walikotanya, H. Dwinanto, H. Muliadi, H. Suprawito dan H. Subagio. Pos untuk Jakarta Utara diduduki mereka dari Angkatan Laut.

Oesodo Hadidjojosaputra, yang saya kenal, karena kehandalannya berkomunikasi dengan pihak berkompeten. Bukan cuma memberikan kontribusi bagi media yang diembannya, tetapi juga mampu memberikan bimbingan junior dalam memperlakukan narasumber, — dilingkungan pejabat pemerintahan, maupun eksekutif otoritas pelabuhan dan pelaku usaha swasta. Setidaknya, bagi para junior saat itu, bila terjadi hambatan komunikasi. Tak jarang melalui beliau terjalin jembatan komunikasi yang baik. Setidaknya, untuk mendapatkan berita yang berimbang terpenuhi.

Kepercayaan narasumber itu, ternyata menjadikan bekal yang sangat berharga dikemudian hari bagi pribadi yang tenang ini. Sambil sibuk memberikan hasil repotase harian, pelan-pelan merintis usaha. Siapa sangka, dari sekian banyak masalah yang ditulis melahirkan kesempatan lain. Demonstrasi buruh pabrik dari satu industri kaca PT Asahi Mas Flat Glas dikawasan Ancol, membawanya menjadi usahawan. Berlanjut pada bagian berikut (vip)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *