Sukses Berbisnis Seraya Membesarkan KKSS

JAKARTA, angkatan-merdeka.com
Sosok jaenal Mappe merupakan contoh komplet yang sukses di rantau , membangun tempatan, mengembangkan kampung halaman dan membesarkan KKSS
Buat seorang perantau, tidak ada kata menyerah sebelum menjajagi banyak hal. Dengan modal keberanian, keuletan, kecerdasan, dan kepercayaan, maka sukses tinggal dipetik buahnya.
Contohnya Jaenal Mappe, Ketua Badan Pengurus Wilayah KKSS Gorontalo yang berhasil menaklukan daerah rantaunya. Kiat sukses Jaenal adalah memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan tanpa ragu-ragu.
Di Gorontalo, ia memulai usahanya pada akhir 1983 sebagai panggandeng kampilo bermotor dari satu pasar ke pasar kampong lainnya tanpa mengenal lelah.
Jaenal mewujudkan mimpi dengan usaha menjajakan berbagai busana hingga ke pelosok dusun. Saat ia memasuki salah satu kampong, ada panggung pesta yang baru berdiri. Otak bisnis pun mulai bekerja, mencari alas an agar bias mapir berjualan baju, celana, dan sarung disitu. Trik jitu pun ditemukan, “kempeskan ban mobil”. Alhasil, dua orang kampong yang tadinya hanya membantu mengganti ban serep, seketika berteriak memanggil dan mengumpulkan penduduk kampung untuk melihat dan membeli pakaian yang dinilainya murah. Dagangannya laris manis.
Di balik mkerja kerasnya dan dibarengi doa, Jaenal kini telah memiliki lebih dari 600 karyawan yang tersebar di Gorontalo, Makassar, dan Jakarta. Setiap tahun, karyawan yang berprestasi diberikan bonus dan diberangkatkan umrah sampai 10 orang per tahun. Jaenal selalu berupaya agar dirinya bias berguna kepada orang lain.
Pria kelahiran Sengkang, Sulawesi Selatan, 17 Maret 1960 dari pasangan La Mapped an I Tellong ini, kini memiliki tiga lini bisnis yakni Mall Karsa Utama, supermarket, departemen store, distributor, property, perhotelan, dan restoran.
Jaenal kini menjelma menjadi seorang saudagar Bugis yang mulai merambah Jakarta. Di bawah bendera perusahaan-perusahaan tersebut di atas, Jaenal memiliki hotel Arthama di Makassar, ia juga mendirikan hotel yang sama di Jalan Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Jaenal adalah pengusaha murni perorangan yang memiliki prinsip “masa orang lain bias, saya tidak bias.”
Berbisnis hotel bkan perkara mudah lantaran pengusaha harus bersaing dengan hotel-hotel yang sudah punya nama dan sudah lebih dulu eksis. Pemain lokal dan asing saling beradu strategi untuk menarik konsumen.Hanya pengusaha yang memiliki naluri tajamlah yang mampu bertahan dan bahkan melakukan ekspansi.
Buat Jaenal tantangan itu merupakan peluang. Sebagai pendatang baru bisnis hotel di Makassar, Jaenal semula dicibir lantaran dianggap tidak punya latar belakang perhotelan. Lebih-lebih di kota Makassar sudah sesak oleh hotel-hotel dengan branding kuat. Tapi di mata Jaenal, semua kelas hotel sama, yang lokal, nasional maupun yang waralaba. “Dalam berbisnis kita harus ‘merampas bola’, harus punya keberanian menangkap peluang, kalau tidak, peluang direbut orang lain,” Katanga.
Ia kemudian membangun hotel Arthama, berlantai 21 dan berbintang 4. Letaknya di kawasan strategis dekat dengan kawasan pantai Losari. Lewat system dalam jaringan (online), hotel Arthama menyasar pada konsumen yang melek teknologi membuat tingkat huniannya 80%. Pesaingnya terhenyak dan balik belajar kepada Jaenal.
Dalam mengelola perusahaan, Jaenal Mappe bersandar pada prinsip keberanian, kecerdasan, dan komitmen. Tiga matra ini merupakan dasar untuk memantapkan perusahaan dalam merangkul pasar.
Akan halnya kepada seluruh karyawan, Jaenal Mappe menekankan pada pentingnya komunikasi antar karyawan, menjaga kekompakan sehingga seluruh unit bekerja pada sistem yang sudah dibangun. Menurut saudagar yang selalu tampil bersahaja ini, biarlah kesuksesan dan kebaikan kita yang menilai orang lain. Adapun modal dan asset kekayaan semuanya merupakan titipan Allah SWT.
Membesarkan KKSS Gorontalo
Kesuksesan berbisnis seorang Jaenal, diringi dengan kesuksesan dalam kemandiriannya sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPWKKSS) Provinsi Gorontalo, yang kini telah memiliki Sekretariat, di dalamnya ada BPW KKSS-IWSS Provinsi; BPD Kota –IPSS Provinsi-MG2C Club Sepeda. Kemudian ia juga membangun Gedung Serbaguna yang dapat menampung lebih kurang 300 orang, yng telah menghabiskan anggaran lebih kurang 4,5 miliar. Anggaran tersebut murni berasal dari warga KKSS Gorontalo tanpa bantuan Pemerintah, termasuk tanah waqaf dari seorang pengurus KKSS, dan sebelumnya telah membangun masjid Darul Islam KKSS, Pekuburan Islam KKSS, dan Kafe KKSS.
Di bawah Jaenal, BPW KKSS Gorontalo aktif mengirimkan delegasi dengan biaya sendiri, tanpa meminta bantuan dari Pemerintah setempat untuk menghadiri acara-acara besar BPP KKSS seperti acara tahunan Pertemuan Saudagar Bugis Makassar di kota Makassar atau hajatan lima tahunan, Musyawarah Besar KKSS, karena Pengurus KKSS Gorontalo sudah memiliki jenis usaha dan penghasilan sendiri.
KKSS Gorontalo Sebagai Rujukan
Boleh disimpulkan di antara 33 Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPW-KKSS), hanya BPW KKSS Gorontalo yang komplet menyiapkan sarana dan prasarana buat warganya. Betapa tidak, di Gorontalo, warga KKSS memiliki Gedung Sekretariat yang permanen dan layak. Tidak cukup dengan itu, KKSS Gorontalo juga memiliki pekuburan, klub sepeda, warung kopi.
Tak heran jika KKSS Gorontalo selalu menjadi pusat perhatian dari BPW daerah lainnya.
Semula KKSS Gorontalo juga didukung oleh unit usaha koperasi, namun belakangan tidak berkembang maksimal, karena manajemen pengelolaannya yang kurang optimal.
Di bawah kepemimpinan Jaenal Mappe yang sudah tiga periode, KKSS Gorontalo berkembang menjadi organisasi paguyuban yang diapresiasi tinggi di Provinsi Gorontalo. Hubungan baik dengan Muspida dan pemerintah daerah setempat, ditambah keberhasilannya menjaga keharmonisan avntara paguyuban dan kontribusai KKSS selama ini di Gorontalo menjadi rujukan buat organisasi masyarakat lainnya.
Akan halnya kegiatan-kegiatan rutin organisasi semakin intensif dilakukan. Semisal, acarabuka puasa bersama, santuna social, pemotongan hewan kurban hingga menghimpun dana social apabila ada bencana, termasuk bencana nasional yang menimpa warga KKSS saat tsunami dan gempa bumi di Sulawesi Tengah, pada September 2018 lalu, di bawah komando Jaenal Mappe yang turun langsung ke lokasi bencana membawa santunan dan sembako.
Demikian pula ketika ada kegiatan-kegiatan BPP KKSS pusat, Jaenal Mappe selalu menyumbangkan pemikiran dan materi demi kemajuan KKSS.
Jaenal Mappe yang terlahir sebagai orang Bugis dari tanah Wajo memiliki darah pengusaha dengan tetap berpedoman kepada petuah-petuah leluhurnya : Resopa Temmangingngi Naletei Pammase Dewata Seuwae, bekerja keras, tekun, rajin dengan doa dan ibadah untuk kemaslahatan dimanapun kita berada.(lif/dhh)
