Jatuh Bangun Meraih Asa

Oesodo Hadidjojosaputra,
JAKARTA, AngkatanMerdeka.Com
Satu ketika ada peruntungan melalui program transmigrasi di Palembang, Sumatera Selatan. Kesempatan ini ada secercah harapan sesuai pendidikan menjadi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bergaji lima ribu perak di tahun 70-an. Rupanya upah yang diterima, hanya tiga ribu perak, di korup oknum intansi. Protes, bolak balik dari desa ke kabupaten, sampai propinsi. Hingga ke pusat. Lawatannya berakhir nol.
Jakarta selalu menjadi magnit yang kuat. Lewat perteman mengadu kesempatan di terima perusahan jasa asuransi, menawarkan polis . Dengan berbekal PPL, bolehlah meyakinkan custumer. Namun dalam perjalanan, dari rekannya, mendengar cerita ada peluang yang menantang menjadi wartawan. Maka mendaftarkan diri mengikuti kursus jurnalistik dilantai dasar gedung logistik Garuda Indonesia, Jl. Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
Dengan kartu pers yang diberikan pelatihan, Oesodo job training di Hr. Sinar Pagi, Pimpinan Redaksi Alm. Carli Siahaan. Hampir 90% awak medianya bersuku Batak. Saya bisa membayangkan priyayi Jawa di tengah lingkungan, jika bicara selalu keras, tegas dan patah-patah. Memang tidak lama di sana, hingga Nurman Diah, Pimpinan Hr. Merdeka, meminta redakturnya untuk bergabung, –lantaran ada beritanya selalu tersaji dihalaman satu.
Sekarang saya pahami, saat Oesodo, kerja dengan rekan suku Batak membawanya jatuh hati pada Ertina Purba, staf protokol humas di kantor Walikota Jakarta Utara. Istri yang dinikahi tahun 1985 , telah melahirkan belahan jiwa, dua putra. Ibu Tina, sahabat saya dan alm. Syamsulrijal dari Hr. Pelita. Penolong ketika dikejar dead line, rela membagi ongkos transpor, cukup dengan berbisik.
Di awal novel biografi ini , beragam komentar, a.l, Prof. Dr. Wakit Abdullah (Guru Besar Linguistik UNS Surakarta), Dr. Tjahjono Widijanto M.Pd, (Penyairdan Sastrawan Nasional), Agoes Nurbito SH, M.Si, (Sekda Kab. Ngawi 2005 -2012), Dr. Mulyo, Sp.OG, (Alumnus SMP Santo Thomas), Marsma TNI Purn Nanok Suratno (Dan Kopasgat ke 16 TNI AU),Prof. Dr. Ir. Bambang Widigdo (Guru Besar Perikanan dan Ilmu Keluatan IPB), Komjen Pol (Purn) Drs. Heru Winarko (Mantan Kepala BNN yang perna menjadi Kapolsek Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ada rekan wartawan yang saya kenal H. Atal S. Depari mantan Ketua Umum PWI, Cholik Wahab, dari The Indonesia Observer dan Karim Paputungan, Pemred H. Merdeka, juga Hr, Rakyat Merdeka.
Pertemuan silahtuhrahmi yang dimulai makan siang, sampai menjelang Isya Obrolan kami berseloroh mengenang masa kerja, suka duka peliputan, diakhir cerita senda gurau dimasa tua, pensiun kesibukan rumah yang tak putus, momong cucu, sampai merajik obat tradisional. Lega rasanya, ada semangat baru menyongsong masa renta. Selesai (vip)
